Sunday, September 8, 2019

1999 MENCATAT

perjuangan pra pemuda muslim asal timor-Timur rela tinggalkan bangku sekolahnya di indonesia untuk kembali memperjuangkan agama yang dianutnya ditimor timur, pada saat itu umat islam diTimor-timur di ibaratkan seperti ayam kehilangan induk nya, ketika umat islam dihadapkan dengan dua pilihan yaitu Merdeka atau bergabung dengan Indonesia,beberapa Omas islam yang ada diTimor Timur yaitu Muhammadyah, M U I, semua ambil sikap untuk bergabung dengan Indonesia,pernyatan sikap ini disampaikan secara resmi oleh utusan Ormas islam ketika pertemuan antara pro kemerdekan dan Pro Indonesia di Dare, kecuali thariqot AL MUFARRIDDUN. pernyatan utusan ORMAS Islam tersebut itu disiar langsung oleh stasiun TV, SCTV, dan TVRI membuat sebagian pemuda muslim asal Viqueque dan Baucau yang ada di kota Bandung marah dengan pernyatan utusan ORMAS Islam tersebut. pada saat itulah beberapa pemuda segera mengambil sikap untuk mengadakan petemuan rahasia daerah Cibiru kata Bandung Indonesia dan pertemuan tersebut didukung oleh tokoh agama islam di kota madyah Bandung yang bernama H. Miftah Farid. hasil dari petemuan tersebut, sepakat mengutus dua orang yang berstatus masih duduk dibangku sekolah MA, harus rela meninggalkan bangku sekolahnya untuk memobilisir pergerkan islam di dalam perjuangan kemerdekaanTimor Timur saat itu.
setiba diTimor- Timur kami dihdapkan dengan propaganda2 yang tidak sehat oleh oknum agama lain,seperti ikut pemilihan / jejak pendapat harus bawa surat pembaptisan, artinya umat islam harus dibaptis baru bisa ikut pemilihan jejak pendapat.dari situlah kami segra mengambil langkah untuk bertemu para  tokoh pejuang kemerdekaan,semua mereka mengatakan, kita masyarakat Timor- Timur berjuang untuk kemerdekaan, bukan berjuang untuk agama tertentu.dari pernyatan para pejuang kemerdekan tersebut, kami merasa perlu pertetemuan kushus dengan komisioner PBB, tepat pada tanggal 18 juli 1999 kami berhasil bertemu dengan komisioner PBB dan dikawal dengan super ketat oleh polisi kontigen lorosae, hasil dari pada pertemuan tersebut, utusan PBB mengatakan dalam resolusi PBB, semua masyarakat kelahiranTimor-Timur mempunyai hak yang sama untuk memilih, tidak melihat suku ras, dan agama apapun. hal itu membuat kami semakin brani dan semangat untuk bergerak memperjuangkan kalimat lailahaila allah dibumi lorosae tecinta ini, dengan demikian kami membentuk pergerakan menjadi tiga kelompok.
 kelompok 1, posisi berada di kecamatan Uatulari distrik Viqueque, dikordinir oleh bapak Nur Hidayat dan bapak Rahim Ricardo, kelompok 2 posisi berada di Tirilolo Distrik Baucau dikordinir oleh Alito Fitun Ibrahim dengan bapak Paul Abiddin, kelompok 3 AL MUFARIDUN posisi berada di kota Dili, dikordinir oleh H. Jamal dan H. Arham.  ketiga kelomopok ini bertujuan, kerja sama dengan para pejuang / kladistin dan untuk merebut kembali masjid-masjid peninggalan Indonesia, dan berjuang untuk menuarakan hak umat Islam dilam negeri maupun luar negeri, dan tetap mengibarkan kalimat tahuid dimasa kemerdekan Timor-Timur yang mendatang, itulah prinsip dasar dalam pergerakan ini.  penulis berpesan; Merah putih tidak perlu dipertahankan di Bumi lorosae tercinta ini, tapi bendera kalimat lailhailaallah harus tetap dipertahankan bumi tercinta dengan cara apapun.Allah akbar....

NAMA - NAMA ANGOTA HADIR DALAM PERTEMUAN

1- Lukman Likur (sebagai ketua)
2- Imam Muslim  
3- Syamsul bahari 
4- Sidiq Lemorai
5- Mustaqim
6- Pernando soares 
7- Adul Azis
8- Zaenal Akbar 
9- Bilal
10- Ihksannuddin
11- Slamet Bautae
12- Yunus Adelino
inilah 12 pemuda yang insiativ saat itu, dan mereka berhasil utusannya menduduki kursi parlemen mewakili umat islam Timor Leste, tapi perjuangan belum usai.

No comments:

Post a Comment